Memahami Root Explorer pada Android: Definisi dan Fungsinya

Memahami Root Explorer pada Android: Definisi dan Fungsinya

Pengantar

Root Explorer adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna Android yang telah melakukan proses root pada perangkat mereka untuk mengakses dan mengelola file sistem secara penuh. Dengan menggunakan Root Explorer, pengguna dapat menjelajahi folder dan file yang tersembunyi, mengedit file sistem, menghapus aplikasi bawaan, dan melakukan banyak tugas lain yang tidak mungkin dilakukan pada perangkat yang tidak di-root.

Apa itu Root Explorer?

Artikel ini akan menjelaskan secara rinci apa itu Root Explorer dan bagaimana fungsinya pada perangkat Android yang telah di-root.

Definisi Root Explorer

Root Explorer adalah aplikasi file manager yang dirancang khusus untuk pengguna Android yang telah melakukan root pada perangkat mereka. Dengan akses root, pengguna dapat mengakses dan mengedit file sistem yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh pengguna biasa. Root Explorer memberikan antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan untuk menjelajahi file dan folder di perangkat Android yang telah di-root.

Fungsi Root Explorer

  1. Mengakses file sistem: Dengan Root Explorer, pengguna dapat mengakses file sistem yang tersembunyi di perangkat Android mereka. Ini memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit file yang sebelumnya tidak dapat diakses, seperti file konfigurasi dan file sistem inti.
  2. Mengedit file sistem: Pengguna dapat menggunakan Root Explorer untuk mengedit file sistem di perangkat mereka. Ini termasuk mengubah file konfigurasi, mengganti file suara, mengedit file build.prop, dan banyak lagi. Namun, perlu diingat bahwa mengedit file sistem dengan tidak hati-hati dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat, jadi pengguna harus berhati-hati saat menggunakan fitur ini.
  3. Menghapus aplikasi bawaan: Banyak perangkat Android dilengkapi dengan aplikasi bawaan yang tidak dapat dihapus oleh pengguna biasa. Dengan Root Explorer, pengguna dapat menghapus aplikasi bawaan ini untuk menghemat ruang penyimpanan dan meningkatkan kinerja perangkat.
  4. Mengelola file dan folder: Root Explorer memungkinkan pengguna untuk mengelola file dan folder di perangkat mereka dengan lebih baik. Pengguna dapat membuat folder baru, mengubah nama file, memindahkan file ke lokasi lain, dan melakukan tugas-tugas manajemen file lainnya.
  5. Menginstal file APK: Root Explorer memungkinkan pengguna untuk menginstal file APK secara langsung dari perangkat mereka. Ini berguna jika pengguna ingin menginstal aplikasi yang tidak tersedia di Google Play Store atau ingin menginstal versi yang lebih lama dari aplikasi tertentu.

Kesimpulan

Root Explorer adalah alat yang berguna bagi pengguna Android yang telah melakukan proses root pada perangkat mereka. Dengan Root Explorer, pengguna dapat mengakses dan mengelola file sistem secara penuh, mengedit file sistem, menghapus aplikasi bawaan, dan melakukan berbagai tugas lain yang tidak mungkin dilakukan pada perangkat yang tidak di-root.

Namun, perlu diingat bahwa menggunakan Root Explorer dengan tidak hati-hati dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat, jadi pengguna harus berhati-hati dan berpengetahuan saat menggunakan aplikasi ini.

Download Root Explorer

RootExplorer-gilanx.my.id.apk 4.5 MB

Root fungsinya untuk apa?

Root pada perangkat Android mengacu pada proses yang memberikan akses penuh dan kontrol administratif ke pengguna pada sistem operasi Android. Dalam konteks ini, "root" sering kali digunakan sebagai kata kerja untuk menggambarkan tindakan atau proses mendapatkan akses root pada perangkat Android.

Fungsi utama dari root adalah memberikan pengguna akses yang lebih luas dan kontrol yang lebih mendalam terhadap perangkat Android mereka. Beberapa manfaat utama dari melakukan root pada perangkat Android termasuk:

  1. Menghapus dan Memodifikasi Aplikasi Bawaan: Dengan akses root, pengguna dapat menghapus aplikasi bawaan yang sebelumnya tidak dapat dihapus. Ini memungkinkan pengguna untuk menghemat ruang penyimpanan dan meningkatkan kinerja perangkat dengan menghapus aplikasi yang tidak diinginkan. Selain itu, pengguna juga dapat memodifikasi aplikasi bawaan dengan menghilangkan iklan, menonaktifkan fitur tertentu, atau mengubah tampilan aplikasi.
  2. Menginstal Custom ROM: Root memungkinkan pengguna untuk menginstal custom ROM yang merupakan versi modifikasi dari sistem operasi Android. Custom ROM sering kali menawarkan fitur tambahan, peningkatan kinerja, dan tampilan yang disesuaikan. Dengan menginstal custom ROM, pengguna dapat mengubah sepenuhnya tampilan dan fungsionalitas perangkat mereka.
  3. Memasang Aplikasi yang Memerlukan Akses Root: Beberapa aplikasi memerlukan akses root untuk berfungsi penuh. Misalnya, aplikasi backup dan restore data, aplikasi firewall, aplikasi penghemat baterai yang canggih, atau aplikasi pengontrol CPU. Dengan melakukan root, pengguna dapat memanfaatkan fitur-fitur ini dan mengoptimalkan pengalaman pengguna mereka.
  4. Mengakses dan Mengedit File Sistem: Dengan akses root, pengguna dapat mengakses dan mengedit file sistem yang sebelumnya tidak dapat diakses oleh pengguna biasa. Ini memungkinkan pengguna untuk melakukan modifikasi pada tingkat yang lebih dalam, seperti mengubah file konfigurasi, mengganti suara sistem, atau mengedit file build.prop.
  5. Mengoptimalkan Kinerja dan Baterai: Dengan akses root, pengguna dapat menggunakan aplikasi dan alat pihak ketiga untuk mengoptimalkan kinerja perangkat mereka. Misalnya, pengguna dapat menghentikan proses yang tidak perlu, mengatur kecepatan CPU, atau mengoptimalkan penggunaan RAM untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi perangkat.

Namun, perlu diingat bahwa melakukan root pada perangkat Android juga memiliki risiko. Salah penggunaan atau modifikasi yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kerusakan pada perangkat dan mengakibatkan kehilangan garansi.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan riset dan memahami konsekuensi serta risiko yang terkait sebelum melakukan proses root pada perangkat Android.

Apa bahayanya jika hp di root?

Meskipun melakukan root pada perangkat Android memberikan keuntungan dan akses yang lebih luas, ada beberapa risiko yang terkait dengan proses root. Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin timbul jika perangkat Android di-root:

  1. Kerusakan pada Perangkat: Jika proses root tidak dilakukan dengan benar atau pengguna tidak berhati-hati saat menggunakan akses root, perangkat dapat mengalami kerusakan. Modifikasi yang tidak tepat pada file sistem atau penghapusan file yang penting dapat menyebabkan perangkat menjadi tidak stabil, mengalami bootloop, atau bahkan mati total.
  2. Kehilangan Garansi: Melakukan root pada perangkat Android cenderung membatalkan garansi pabrik. Produsen perangkat Android biasanya tidak memberikan dukungan atau tanggung jawab jika perangkat telah di-root. Jika perangkat mengalami masalah yang memerlukan klaim garansi, produsen dapat menolak untuk memperbaiki atau menggantinya.
  3. Kerentanan Keamanan: Dengan melakukan root, pengguna memberikan akses penuh ke file sistem, yang dapat meningkatkan risiko keamanan. Jika pengguna tidak berhati-hati saat menginstal aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya atau mengizinkan akses root pada aplikasi yang tidak terpercaya, perangkat dapat menjadi rentan terhadap serangan malware atau peretasan.
  4. Tidak Mendapatkan Pembaruan Sistem: Setelah perangkat di-root, pembaruan sistem resmi dari produsen mungkin tidak lagi dapat diinstal. Hal ini dapat mengakibatkan perangkat tetap menggunakan versi sistem operasi yang sudah usang dan tidak mendapatkan pembaruan keamanan terbaru atau fitur baru.
  5. Kesulitan Menggunakan Beberapa Aplikasi: Beberapa aplikasi perbankan, aplikasi keamanan, atau aplikasi yang melibatkan hak cipta tertentu mungkin tidak berfungsi pada perangkat yang telah di-root. Beberapa aplikasi bahkan dapat mendeteksi root dan menolak berjalan di perangkat yang di-root.

Penting untuk mempertimbangkan dengan seksama risiko dan manfaat sebelum melakukan root pada perangkat Android. Jika pengguna tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau tidak yakin dengan konsekuensi yang terkait, disarankan untuk tetap menggunakan perangkat dalam keadaan tidak di-root.

Setelah di Root apakah bisa di Unroot?

Ya, setelah melakukan root pada perangkat Android, umumnya masih memungkinkan untuk mengembalikan perangkat ke kondisi tidak di-root, yang dikenal sebagai proses "unroot". Proses unroot dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung pada metode root yang digunakan dan perangkat yang digunakan. Berikut adalah beberapa cara umum untuk melakukan unroot:

  1. Melalui Aplikasi Superuser atau SuperSU: Jika Anda menggunakan aplikasi Superuser atau SuperSU untuk mendapatkan akses root, Anda dapat membuka aplikasi tersebut dan mencari opsi "Unroot" di dalam pengaturan. Pilih opsi tersebut, dan aplikasi akan menghapus akses root dan mengembalikan perangkat ke kondisi tidak di-root.
  2. Menggunakan Aplikasi Unroot: Ada beberapa aplikasi pihak ketiga yang dirancang khusus untuk melakukan proses unroot. Contohnya adalah aplikasi seperti Universal Unroot, Kingo SuperUser, atau Magisk Manager. Anda dapat mengunduh dan menginstal salah satu aplikasi ini dari Google Play Store, dan kemudian mengikuti petunjuk yang diberikan untuk melakukan unroot.
  3. Menginstal Firmware Resmi: Jika Anda telah menginstal custom ROM atau menggunakan metode root yang lebih kompleks, mungkin diperlukan untuk menginstal ulang firmware resmi pada perangkat Anda untuk melakukan unroot. Anda dapat mencari firmware resmi untuk perangkat Anda di situs web produsen atau forum pengguna yang terpercaya, dan mengikuti panduan yang disediakan untuk menginstal ulang firmware.

Penting untuk diingat bahwa proses unroot tidak selalu mengembalikan perangkat ke kondisi awal seperti saat pertama dibeli. Beberapa perubahan yang dilakukan selama proses root mungkin tetap ada, seperti bootloader yang terbuka atau perubahan pada partisi sistem. Selain itu, unrooting tidak akan mengembalikan garansi pabrik yang telah dibatalkan.

Sebelum melakukan unroot, pastikan untuk mencadangkan data penting Anda, karena proses ini dapat menghapus data pada perangkat. Juga, perhatikan bahwa setelah unroot, Anda mungkin masih akan mendapatkan pemberitahuan tentang perangkat yang telah di-root saat menggunakan beberapa aplikasi yang sensitif terhadap akses root.